Opini | Digital-age literacy sederhananya menjadi tuntutan pembelajaran abad 21, dimana revolusi industri 4.0 menggeliat memacu informasi lepas batas lewat dunia maya. Tidak ada satu sisi pun dalam kehidupan sekarang yang bisa lepas dari teknologi digital, siapa, apa, dan dimanapun berada, terpaksa atau tidak. Semua orang harus melek teknologi digital jika tidak mau tertinggal dan ditinggalkan.
Situasi melek digital memperoleh percepatan dengan merebaknya pandemi Covid-19 di seluruh dunia. Guru dan siswa memasuki dunia baru yang selama ini lebih banyak dinikmati untuk hiburan. Fungsi positif gadget yang semula sebatas alat komunikasi sekarang menjadi media yang digunakan untuk belajar serta memproses pembelajaran baik kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Bayangkan saja bagaimana terkejutnya dunia pendidikan ketika harus membangun sikap dan psikomotorik siswa secara online yang tidak terlihat langsung. Tetapi pendidikan harus tetap berjalan, siswa harus mendapatkan hak pendidikannya dengan baik dalam kondisi dan situasi apapun.
Tantangan pendidikan online nampaknya mendongkrak guru mendesain dan mangarahkan siswauntuk lebih mengenal gadget sebagai media belajar bukan media ‘bersenang-senang saja’. Mengenal aplikasi, menggunakan, mengoptimalisasi fungsi aplikasi jadi bagian penting ketikagurubermaksud memadatkan waktu belajar online di rumah. Setidaknya ada beberapa poin pekerjaan belajar dalam mengoptimalkan keterampilan da nliterasi digital seperti; membuat video pembelajaran, mencari jurnal lewat search engine Google, dan mencoba menelusuri referensi dalam jurnal, mendesain goo, mengisi kuis, belajar tatap muka online dengan aplikasi teleconference (Zoom, Google Meet, Webex dll), membuat PPT yang baik, membuat link daftar hadir, link materi,dan lain sebagainya. Harus diakui bahwa beratnya pembelajaran atau perkuliahan online di awal adalah ‘kerja keras’ mempelajari media komunikasi online dan berbagai aplikasi untuk kepentingan belajar atau kuliah. Terdapat beberapa keterampilan yang terasah secara langsung dalam berselancar menggunakan aplikasi digital untuk kepentingan belajar. Secara kognitif mahasiswa harus mendengar, mencari penguatan jurnal, membandingkan dan mendeskripsikan kembali baik hasil sintesis materi kuliah dengan bacaan yang ada. Keterampilan terasah dengan membaca, memilih diksi, dan mengatur alur pikir dalam mendeskripsikan pemikiran hasil review hingga mengunggah di blog atau media online. Keterampilan demikian secara langsung membangun pribadi hati-hati dan bertanggung jawab peserta didik dalam menuliskan idenya. (OL-09)
Tulisan ini sudah terbit di mediaindonesia.com pada tanggal 26/01/2022
Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/467030/berselancar-ke-dunia-digital-melalui-pembelajaran