Penanaman nilai-nilai karakter terhadap peserta didik sejak dini merupakan tujuan utama dalam pendidikan kita. Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Permasalahan karakter anak bangsa saat ini masih menjadi masalah serius untuk segera ditangani. sampai saat ini masih marak isu tentang merosotnya nilai-nilai moral di kalangan pelajar. Adanya fenomena aksi tawuran antar-pelajar yang menimbulkan korban dan merusak lingkungan, perbuatan asusila terhadap siswa lain, kecurangan dalam ujian nasional yang marak akhir-akhir ini adalah contoh kongkret telah bergesernya nilai-nilai budaya dan sosial di kalangan pelajar (Priyono, Abu, Ahmadi, 2006 : 48). Oleh karena itu, perlupenanamannilai-nilaikarkterterhadappesertadidiksejakdaripendidikandasar.
Salah satu cara yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai karakter terhadap siswa pada pendidikan dasar yaitu melalui cerita. Karena Siswa pada usia tersebut menurut psikologi perkembangan (IskandarWassid,2009:143-145), tidak dapat menyatakan dorongan atau emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan lingkungannya. Pengaruh faktor ekstrinsik anak sangat kuat, anak mulai mengagumi tokoh-tokoh cerita fiksi. Berdasarkan pengalaman langsung maupun tidak langsung (melalui cerita fiksi) anak membentuk konsep diri yang ideal bagi dirinya. Itu berarti cerita yang menarik bagi siswa dapat mempengaruhi pembentukan karakternya. Di samping itu untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, kepribadian, dan sosial seseorang, dapat dilakukan dengan menulis cerita.
Dengan demikian cerita pendek dapat dijadikan sebagai lahan untuk membina dan menanamkan karakter dan kepribadian seseorang. Noor (2011) Di samping itu menulis cerita pendek merupakan sebuah keterampilan berbahasa dan bersastra yang memiliki beberapa manfaat, yakni sebagai ungkapan rasa, media kritik terhadap sebuah peristiwa, dan sebagai salah satu bentuk ekspresi. Menulis cerita pendek melibatkan proses kreatif yang di dalamnya terdapat tahapan-tahapan yang akan melatih seseorang untuk berproses secara kreatif dalam mengolah ide dan menghasilkan sebuah cerita pendek (Roekhan, 1991). Hal ini tentu menuntut kemampuan guru dalam mengarang sebuah cerita, agar penanaman karakter dapat dilakukan dengan menulis cerita. Oleh karena itu kemampuan menulis cerita bermuatan karakter perlu juga dikembangkan kepada mahasiswa calon guru pendidikan dasar sebagai bekal dalam melaksanakan PPL di sekolah-sekolah nantinya.
Tujuan dari Pelatihan Eksplorasi Kisah Bermuatan Karakter Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menulis cerita dadakan bermuatan karakter. Kegiatan ini dilakukan selama 2 hari yaitu pada tanggal 12 Juli sampai dengan 13 Juli 2022. Dilaksanakan secara daring melalui media zoom meeting.
Adapun peserta kegiatan ini adalah terdiri dari mahsiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang sedang melaksanakan KKN yang berjumlah 33 orang. Kemudian, adapun narasumber kegiatan ini adalah:
Dr. Sukma Erni, M.Pd. , Dra. Hj, Syafrida, M.Ag. , Dra. Hj. Sakilah, M.Pd. , Susiba, S.Ag., M.Pd.I. , Raja Rahimah Munawarah Raja Ahmad, S.Pd.I., M.Pd., Raja Rahimah Munawarah Raja Ahmad, S.Pd.I., M.Pd., Hasgimianti, S.Pd. M.Pd. Kons.
Hasil akhir yang diharapkan pada kegiatan ini adalah menghasilkan output berupa cerita bermuatan karakter yang merupakan karya dari mahasiswa.