Untuk pengukuran sebuah website pemerintahan diperlukan dua aspek penting sebagai sarana penunjang kualitas informasi buplik guna mencapai tujuan persiapan data terbuka pada otonomi daerah. Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan cara menyertakan responden atau pengguna, pengamatan serta beberapa aplikasi yang sudah sering digunakan dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya (Hartono et al., 2010). Jika dilihat dengan seksama dari penelitian-penelitian sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Yudhita Ichsani dan Diana pada Tahun 2012, penilaian yang melibatkan responden adalah usabillity dan dengan metode webqual 4.0 (Ichsani, 2012; Diana, 2012) serta penelitian yang dilakukan oleh Inne Larasati dengan menggunakan web measure index yang terdiri atas Web Presence, Interaction, Transaction dan Participation menyatakan penelitian yang dilakukan mendekati 80% responden sangat tergantung terhadap interaksi dan partisipasi website (Larasati, 2012). Selain melibatkan pengguna, penilaian website dari sisi tools atau aplikasi telah dilakukan oleh Yudhita Ichsani untuk menilai dari sisi Accessibility dengan standar Web Content Accessibility Guidelines (WCAG) 2.0 menggunakan tool Achecker (Ichsani, 2012). Selain itu pada tahun yang sama dari sisi Performance dan Traffic dilakukan penelitian oleh Kusdiantoro dan Risca Novianti dengan menggunakan fasilitas dari website alexa.com dan gtmetrix.com (Kusdiantoro, 2012; Novianti, 2011) dalam penelitiannya menyatakan keberhasilan dari website pemerintahan bergantung dari segi kecepatan atau Performance, Accessibility dan Traffic.
Dari berbagai penelitian diatas secara umum dapat memberikan sebuah kesimpulan yang bertujuan untuk merekomendasikan perbaikan berbagai macam kekurangan-kekurangan guna mencapai sebuah tujuan sesuai yang dicanangkan pemerintah. Akibat dari banyaknya kekurangan pada website sebuah pemerintahan dapat menyebabkan berbagai masalah kecil diantaranya adalah kurangnya pengunjung website, keterbatasan informasi, serta akses yang dinilai tidak sewajarnya untuk setingkat website pemerintah (Sutanha, 2012). Akan tetapi merujuk dari penelitian Kusdiantoro dan Diana hal yang terpenting sebelum lebih jauh masuk kedalam konten website, hal yang perlu diperhatikan adalah performance dan accessibility. Hal ini dilakukan untuk mengetahuisejauh mana tingkat kecepatan dan kemudahan seseorang untuk mendapatkan informasi. Selanjutnya traffic sebuah web menyokong kebutuhan dan kecepatan dalam lalu lintas jaringan internet. Oleh sebab itu dilakukan penelitian-penelitian lanjutan terkait permasalahan website E-Government untuk menilai sejauh mana tingkat persiapan penerapan dan penyaluran informasi kepada publik tercapai dengan baik dalam menyokong mewujudkan persiapan Open Government Data (OGD).
Dalam dunia sains dan teknologi pengambilan keputusan dapat berupa analisis statistik dari hasil percobaan dan penelitian untuk mencari koefisien korelasi atau hubungan antar variabel. Teknik lain yang sering digunakan dalam pengambilan keputusan majemuk adalah Multi-Criteria Decision Making (MCDM) dengan mengusung konsep pengambilan keputusan yang didasarkan dari sejumlah kriteria sebagai acuan penilaian (Kahraman, 2008). MCDM sendiri memiliki bagian yaitu Multi-Atribute Decision Making (MADM), Metode ini merupakan metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan kriteria tertentu (Zimmermann, 1991 dalam Jarial, 2012), serta model peringkat sederhana yang mampu memberikan solusi terbaik dari serangkaian beberapa alternatif yang diberikan (Kumar, 2013). Metode yang termasuk kedalam kelompok MADM salah satunya adalah Simple Additive Weighting (SAW) yang mengusung konsep mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut (MacCrimmon, 1968 dalam Memariani, 2009) dan Wieghting Product (WP) yang mampu memberikan nilai normalisasi untuk mencapai tingkat maksimum penjumlahan pembobotan (Kusumadewi, 2011). Demkian juga untuk memperoleh hubungan dan kombinasi antar variabel dilakukan analisis menggunakan teknik data mining dengan pengembangan aturan asosiasi yaitu assosiation rule. Dimana metode ini memiliki akirasi yang baik dalam mengambil kepututusan dibandingkan dengan aturan asosiasi yang lain (Aouissi, 2013).